1. Pendahuluan
Ikan Nila berasal dari sungai Nil (Afrika), ada beberapa jenis nila yang masuk ke Indonesia diantaranya yaitu:
§ Tahun 1969 Nila hitam dari Taiwan
§ Tahun 1984 Citralada dari Taiwan.
§ Tahun 1994 Gift G3 dari Filippina
§ Tahun 1996 Gift G6 dari Filippina
§ Tahun 2002 JICA dari Jepang
§ Tahun 2006 Nila Gesit (Genetiacal Supermale Indonesian Telapia)
Untuk perbaikan generasi benih unggul, Indonesia juga berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas nila, ini terbukti dengan adanya Nila Nirwana dan Nila gesit (Genetik Super male Telapia ), dan ini masih terus dikembangkan di BBPBAT Sukabumi untuk Nila Gesit, dan Nirwana di BBI Wanayasa. Mulai tahun 2007 Nila gesit mulai disebar luaskan dan dikembangkan secara besar besaran.
2. Pembenihan
a. Seleksi Induk
Induk yang baik memiliki kriteria:
§ Memiliki umur matang Gonad yang sesuai, untuk betina 10 bulan dan jantan 8 bulan.
§ Bobot induk betina minimal 200 gram, Jantan 250 gram
§ Berasal dari panti/penangkaran induk yang berkualitas.
b. Pemijahan
Media pemijahan bisa berupa Kolam tanah, bak beton dan hapa. Untuk Rasio Betina-jantan = 3:1 sedangkan untuk kepadatan 1-2 ekor/M2.
Sebelum indukan ditebar pada media kolam tanah, kolam tanah haruslah melalui proses pemupukan, pengapuran dan proses sterilisasi dari hama dan kebocoran-kebocoran yang berakibat kepada berkurangnya hasil larva saat panen. Setelah pupuk, pengapuran dilalui lalu isi kolam dan endapkan minimal 4 hari maksimal 7 hari, setelah itu induk betina siap tebar dan selang 1 minggu baru induk jantan di tebar. Untuk periode pemijahan berlangsung selama 15 sd 20 hari. Jumlah larva dalam 1 liter biasanya 15000-20000 ekor biasanya dalam 1 paket dapat menghasilkan larva sebanyak 10-12 lt
3. Pendederan
Untuk pendederan nila relative mudah dibanding jenis pendederan ikan lain, itu karena ikan nila relative mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu. Masa pendederan biasa terbagi ke dalam 3 fase pendederan diantaranya untuk panen larva masuk dalam pendederan 1, ukuran 2-3cm masuk kedalam pendederan 2 dan 3-5cm masuk kedalam pendederan 3. Perlakuan tebar binih sama dengan ikan-ikan lain harus melalui seleksi dan adanya persiapan kolam seperti pemupukan dan pengapuran.
4. Pembesaran
Pembesaran pada ikan nila saat sekarang ini banyak pembesaran nila monosex. Adapun untuk bentukan monosex itu sendiri terbagi 2 yaitu monosex alami (anakan gesit) yang kedua monosex buatan menggunakan hormone testateron. Dalam pase pembesaran biasa ikan diberi pakan pellet 3% dari bobot tubuh. Media pembesaran bisa kolam tanah, bak tembok dan jaring terapung dengan ketinggian minimal 1m.ukuran konsumsi standar Indonesia adalah 100grm sd 500 gram sedangkan untuk exsport adalah 500gr sd 1kg.
Terimaksi...By... Ronaldi A.nusi
Gorontalo 08/04/1990
Boalemo. paguyaman Pantai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar